Benda Benda Rumah Penyebab Diabetes: Televisi (1)

Percayalah, kita tidak sedang bercanda ketika menulis posting ini. Benda benda sekeliling anda bisa jadi menjadi penyebab diabetes. 

Televisi menjadi benda paling berbahaya penyebab diabetes, karena dua hal. Pertama televisi membuat anda duduk seharian sepanjang hari sampai anda tertidur. Bahkan mungkin televisi sering juga membuat anda begadang semalaman, sehingga mengacaukan jam metabolisme tubuh. Kedua karena iklan sesat yang disampaikannya. 

International Diabetes Fedreation (IDF) membuat maklumat agar anda melakukan gerak atau berolah raga selama minimal 30 menit, lima hari dalam seminggu. Televisi mewajibkan anda duduk seharian di depan layar. Terutama bagi mereka yang memasuki masa pensiun, hari hari pensiun menjadi jebakan maut terkena diabetes. Ibu ibu rumah tangga juga rawan jebakan ini.

Setiap dua jam per hari dihabiskan di depan televisi meningkatkan risiko relatif 20 persen untuk diabetes tipe 2, 15 persen untuk penyakit jantung, dan 13 persen untuk semua penyebab kematian, Anders Grontved dari University of Southern Denmark di Odense dan Dr Frank B. Hu dari Harvard School of Public Health telah menemukan fakta ini. Hu menyarankan bahwa orang dewasa harus membatasi diri pada porsi yang sama yang ditetapkan untuk anak-anak oleh American Academy of Pediatrics - tidak lebih dari dua jam per hari.

Dalam review penelitian meta-analisis diketahui untuk 100.000 orang yang menonton dua jam per hari selama satu tahun: 176 akan terkena diabetes, 28 akan meninggal akibat penyakit kardiovaskular dan 104 akan mati karena sebab lainnya. Meta-analisis mamasukkan delapan studi yang melaporkan kebiasaan menonton TV dari 175.938 orang dewasa dan kejadian sakit yang mereka derita.

Semakin lama waktu di depan layar, semakin tinggi risiko subyek penelitian menderita diabetes dan penyakit kardiovaskular. Risiko kematian dini bahkan lebih meningkat  ketika menonton TV naik di atas tiga jam per hari.

Meskipun meta-analisis mencakup hanya orang dewasa, kelebihan waktu menonton di depan layar TV ditemukan berisiko bagi anak-anak juga, Hu mencatat, merunjuk ke penelitian yang menunjukkan peningkatan obesitas, diet tidak sehat, dan risiko sindrom metabolik lebih tinggi dengan menonton TV seharian.

Muda atau tidak, " sangat penting bagi dokter untuk meminta pasien mereka tidak hanya menyarankan kebiasaan berolahraga , tetapi juga berapa banyak waktu yang mereka habiskan di depan TV , " katanya kepada MedPage Today.

Tapi, menyingkirkan televisi nyatanya tidak akan mudah bagi anda. Beberapa tip ini mungkin berguna bagi anda:

1. Jika mungkin, pilihlah televisi dengan ukuran terkecil yang bisa anda beli, kalau masih tersedia yang hitam putih juga bagus (silahkan anda tertawa terbahak bahak). 
2. Jangan tempatkan televisi di ruang utama, tempatkan di ruang belakang yang kecil. Boleh jadi semacam gudang.
3. Gunakan antena UHF saja. Tidak parabola, tidak televisi kabel berbayar.
4. Hilangkan remote control TV. Tanpa remote, menonton TV menjadi tidak nyaman.

5. Anda akan mendapat perlawanan dari suami/istri, dan anak anak. Namun kelak mereka akan berterima kasih karena telah menyingkirkan televisi sejak dini.
6. Perbanyak bacaan bermutu. Alihkan hasrat untuk menonton televisi kepada hasrat membaca. Atau mencoba hal baru, seperti yoga atau latihan pernafasan, mencoba belajar memasak sendiri masakan untuk keluarga.
7. Kalau anda Muslim, anda dapat mematikan televisi saat magrib, dan memilih berjalan menuju mesjid untuk berjamaah. Tambahan untuk membakar kalori!

Konon, Pangeran Hirohito dari Jepang, pernah mengucapkan syukur kerena berhasil menyingkirkan televisi dari ruang keluarganya. Beberapa ibu muda yang peduli banyak menulis perasaan bahagia di blognya karena berhasil 'memenangkan pertempuran' dengan keluarganya, dan berhasil memindahkan televisi ke sudut rumah yang sukar dijangkau anggota keluarga yang lain.

Bagaimana dengan konten televisi? Ini yang lebih sukar dibahas karena perangai dan hobi orang yang berbeda beda. Pakar komunikasi kondang, Jalaluddin Rakhmat menulis dalam buku Psikologi Komunikasi bahwa televisi telah menjadi agama baru dalam masyarakat kita. Ada benarnya, karena televisi nyaris menyala 24 jam dalam rumah kita. Pilihan pilihan kita, banyak dipengaruhi oleh pengkondisian lewat televisi, melalui iklan iklan yang gencar, atau pesan tersamar dalam sinetron atau film Hollywood dan Bollywood.

Iklan iklan rokok dan minuman soda menggoda anda untuk mencicipinya. Sehingga lupa kalau mereka adalah racun bagi tubuh. Iklan iklan kapitalis itu tidak peduli kalau anda potensial terkena diabetes. Sebaiknya anda lebih peduli pada diri anda sendiri.

Sumber: http://abcnews.go.com/Health/tv-time-linked-diabetes-heart-disease-death/story?id=13844925

Tidak ada komentar:

Posting Komentar